MACAM-MACAM MEKANISME PERTAHANAN DIRI (DEFENSE MECHANISM)

MEKANISME PERTAHANAN DIRI ( DEFENSE MECHANISM) OLEH SIGMUND FREUD



Fungsi utama psikodinamik kecemasan adalah membantu individu menolak impuls insting yang tidak dikehendaki masuk kesadaran, dan memberi kepuasan kepada impuls itu secara tidak langsung. Mekanisme pertahanan ego (ego defense mechanism) membantu dapat dilaksanakannya fungsi penolakan itu, sekaligus melindungi individu dari kecemasan yang berlebihan. Bagi Freud, mekanisme perthanan adalah strategi yang dipakai individu untuk bertahan melawan ekspresi impuls id serta menentang tekanan superego. Menurutnya, ego mereaksi bahaya munculnya implus id memakai dua cara :

1. Membentengi implus sehingga tidak dapat muncul menjadi tingkah laku sadar
2. Membelokkan implus itu sehingga intensitas aslinya dpat dilemahkan atau diubah

Freud sendiri hanya mendeskripsikan tujuh mekanisme pertahanan; identification, displacement, repression, fictation, regression, reactionformation, projection. Pengikut-pengikutnya, khususnya Anna Freud menambah lebih dari 10 dinamika mekanisme pertahanan. Menurut Freud, jarang ada orang yang memakai hanya satu mekanisme pertahanan untuk melindungi diri dari kecemasan. Umumnya orang memakai beberapa mekanisme pertahanan, baik secara bersama-sama atau bergantian sesuai dengan bentuk ancamannya. Mekanisme pertahanan yang paling banyak dipakai sehari-hari adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi (identification)

Cara mereduksi tegangan dengan meniru (mengimitasi) atau mengidentifikasikan diri dengan orang yang dianggap lebih berhasil memuaskan hasratnya dibanding dirinya. Anak-anak mula-mula mengidentifikasikan orang tuanya karena anak menganggap orang tuanya omnipotent (maha kuasa), kemudian juga mengidentifikasi guru, olahragawan, penyanyi rock dan lain-lainnya. Identifikasi itu umumnya tidak disadari, dan tidak perlu total. Diri orang lain diidentifikasi tapi cukup hal-hal yang dianggap dapat membantu mencapai tujuan diri. Terkadang sukar menentukan sifat mana yang membuat tokoh itu sukses sehingga orang harus mencoba mengidentifikasi beberapa sifat sbelum menemukan mana yang ternyata membantu meredakan tegangan. Apabila yang ditiru itu sesuatu yanng postif, secara khusus ini disebut introyeksi. Introyeksi (introjection) adalah proses pengembangan superego dengan mengadopsi nilai-nilai orang tua. Adolesen yang meniru gaya tingkh laku bintang film menjadi introyeksi, kalau peniruan itu dapat meningkatkan harga diri dan menekan perasaan rendah diri, sehingga adolesen itu merasa lebih bangga dengan dirinya sendiri.

2. Pemindahan/Reaksi Kompromi (displacement/reactions Compromi)

Manakala obyek katksis asli yang dipilih oleh insting tidak dapat dicapai karena ada rintangan dari luar (sosial, alami) atau dari dalam (antikateksis), insting itu direpres kembali ketidaksadaran atau ego menwarkan kateksis bam, yang berarti pemindahan enerji dari obyek satu ke obyek lainnya, sampai ditemukan obyek yang dapat mereduksi tegangan. Sumber dn tujuan dari insting selalu tetap, obyeknya yang berubah-ubah melalui displaement. Obyek pengganti jarang dapat memberi kepuasan atau mereduksi tegangan seperti obyek aslinya, dan semakin obyek pengganti itu berbeda dengan asli, maka semakin sedikit tegangan dapat direduksi. Akibatnya, akan ada tegangan yang tak terdakan, jumlahnya menumpuk semakin banyak yang terus-menerus menuntut ego mencari cara meredakannya. Penumpukan tegangan itu dapat menjadi sumber motivasi yang permanen, tetapi juga dapat menimbulkan kegelisahan dan gangguan syaraf.
Proses mengganti obyek kateksis untuk meredakan ketegangan di atas, adalah kompromi antara tuntutan insting id dengan realitas ego, sehingga disebut juga reaksi kompromi (reactioncompromise). Ada tiga macam reaksi kompromi, yakni sublimasi, subsitusi, dan kompensasi (sublimation, substitution, compensation).

1). Sublimasi adalah kompromi yang menghasilkan prestasi budaya yang lebih tinggi, diterima masyarakat lebih kultural kreatif.
2). Subsitusi adalah pemindahan atau kompromi dimana kepuasan yang diperoleh masih mirip dengan kepuasan aslinya.
3). Kompensasi adalah kompromi dengan mengganti insting yang harus dipuaskan. Gagal memuaskan insting yang satu diganti dengan memberi kepuasan yang lain.

3. Represi (repression)

Represi adalah proses ego memakai kekuatan anticathexes untuk menekankan segala sesuatu (ide, insting, ingatan, dan fikiran) yang dapat menimbulkan kecemasan keluar dari kesadaran. Represi bisa sangat kuat, menekan menuju ketidaksaran menjadi kompleks tertekan (repressed complexes). Namun kalau ego tidak mampu menekan implus kompleks tertekan yang mengganggu, implus itu mencari jalan keluar melalui celah-celah antikateksis-antikateksis yang saling berlawanan, atau muncul dalam bentuk displacement. Agar tidak memicu kecemasan, displacement itu desembunyikan dalam bentuk sublimasi, subsitusi, kompensasi dengan lambang-lambang tertentu yang cocok. Dinamika campuran represi dan pemindahan sebagai berikut:

a. Represi + Displacement
b. Represi + Simpton histerik
c. Represi + psychophysiologicadisorder
d. Represi + Fobia
e. Represi + Nomadisme

4. Fiksasi Dan Regresi (Fixation and Regression)

Fiksasi adalah terhentinya perkembangan normal pada tahap tertentu karena perkembangan lanjutannya sangat sukar sehingga menimbulkan frustasi dan kecemasan yang terlalu kuat. Orang memilih tetap berhenti (Fiksasi) pada tahap perkembangan tertentu dan menolak untuk bergerak maju, Karena merasa aman dan puas di tahap itu; berkat implus-implus tegangan pada tahap fiksasi itu terus menerus dapat diredakan.
Frustasi, kecemasan dan pengalaman traumatik yang sangat kuat pada tahap perkembangan tertentu, dapat berakibat orang regresi; mundur ke tahap perkembangan yang terdahulu, dimana dia merasa puas disana. Arah regresi biasanya ditentukan oleh fiksasi-fiksasi yang pernah dilakukan, yakkni oreng cenderung regresi ke tahap perkembangan dimana dia pernah fiksasi. Perkembangan kepribadian yang normal berarti terus bergerak maju atau progresif. Munculnya dorongan yang menimbulkan kecemasan akan direspon dengan represi. Orang yang puas berada di tahap perkembangan tertentu, tidak mau progres disebut fiksasi. Progresi yang gagal membuat orang menarik diri atau regresi.

5. Pembentukan Reaksi (Reaction Formation)

Tindakan defensif dengan cara mengganti implus atau perasan yang menimbulkan kecemasan dengan implus atau perasaan lawan/kebalikannya dalam kesadaran, misalnya; benci diganti cinta, rasa bermusuhan diganti dengan ekspresi persahabatan. Timbul masalah bagaimana membedakan ungkapan asli suatu implus dengan ungkapan pengganti reaksi formasi; bagaimana cinta sejati dibedakan dengan cinta reaksi formasi. Biasanya reaksi formasi ditandai dengan sifat berlebihan, ekstrim, dan kompulsif. Kadang-kadang pembentukan reaksi berhasil memuaskan implus asli yang dilindungi.

6. Pembalikan (Reversal)

Mengubah status ego dari aktif menjadi pasif, mengubah keinginan perasaan dan implus yang menimbulkan kecemasan menajdi ke arah diri sendiri (sperti turning upon around self), atau seperti reaksi formasi dengan obyek yang lebih spesifik(pada reaksi formasi perasaan yang dibalik digeneralisasikan kepada obyek yang luas.

7. Projection (Proyeksi)

Kecemasan realistic biasanya lebih mudah ditangani oleh ego ketimbanng kecemasan neurotik atau kecemasan moral. Karena itu apabila sumber kecemasan dapat ditemukan di dunia luar dan bukan pada implus-implus primitif atau suara hatinya sendiri, kecemasan itu lebih mudah diredakan. Projeksi adalah mekanisme mengubah kecemasan neurotik/moral menjadi kecemasan realistik, dengan cara melemparkan implus-implus internal yang mengancam dipindahkan ke obyek diluar, sehingga seolah-olah ancaman itu terpojeksi dari obyek eksternal kepada diri orang itu sendiri. Pengubahan ini mudah dilakukan karena sumber asli kecemasan neurotik/moral itu adalah ketakukan terhadap hukuman dari luar.

8. Reaksi Agresi (Agressive Reactions)

Ego memanfaatkan drive agresif untuk menyerng obyek yang menimbulkan frustasi. Menutupi kelemahan diri dengan menunjukkan kekuatan drive afresinya, baik ditujukan kepada obyek yang asli, obyek pengganti, maupun ditujukan kepada diri sendriri. Ego membentuk antikateksis, dengan mempertentangkan insting-insting agar insting yang menjadi sumber tegngan frustasi dan anxiety tetap berada di bawah sadar. Ada lima macam reaksi agresi :

a). Agresi primitif
b). Scapegoating
c). Free-floating anger
d). Suicide
e). Turning upon around self

9. Intelektualisasi (Intelectualization)

Ego menggunakan logika rasional untuk menerima kateksis obyek sebagai realitas yang cocok dengan implus asli. Mengatasi frustasi dan anxiety dengan memutarbalikkan realitas untuk mempertahankan harga diri. Ada lima macam intelektualisasi sebagai berikut :

a). Rasionalisasi (rationalization); Menerima, puas dengan obyek cathexes dengan mengembangkan alasan rasional yang menyimpang fakta. Ada dua macam rasionalisasi:
Sour-grape rationalization: menganggap kateksis obyek yang tidak dapat dicapai sebagai sesuatu yang jelek
Stoeet-lemon rationalization: menganggap kateksis obyek yang dapat diperoleh sebagai sesuatu yang terbaik.

b). Isolasi (Isolation); mempertentangkan antara komponen afektif dengan kognitif, gejala neurosis obsesi kompulsi, di mana dorongan insting (yang tidak dapat diterima oleh ego) bertahan di kesadaran, tetapi tanpa perasaan puas/senang. Ketika fikiran bekerja mengikuti dorongan insting itu, perasaan dan dorongan menjadi inaktif, menjadi obsesi fikran, obsesi perasaan, atau obsesi perbuatan (kompulsi).

c). Undoing; kecemasan dan dosa akaibat kegiatan negatif, ditutupi/dihilangkan dengan perbuatan positif penebus dosa dalam bentuk “tingkah laku ritual” setiap kali implus yang menimbulkan kecemasan muncul, tingkah laku ritual dilakukan menjadi gejala obsesif kompulsif, unutk menghilangkan kecemasan moral, untuk meredakan sumber konflik atau untuk menghakimi pelampiasan implus yang terlanjur terjadi.

d). Denial; Menolak kenyataan, menolak stimulus/persepsi realistik yang tidak menyenangkan dengan menghilangkan atau mengganti persepsi itu dengan fantasi atau halusinasi. Denial menghilangkan “bahaya yang datang dari luar” dengan mengingkari (menganggap bahaya itu tidak ada). Bisa juga bahaya itu tidak diingkari tetapi sekedar tidak diperhatikan-perhatian diarahkan kepada hal lain-lain dinamakan selective inattention.

10. Penolakan (Escaping-A Voiding)

Melarikan diri/menghindar atau menolak stimulus eksternal secara fisik agar emosi yang tidak menyenangkan tidak timbul. Menghindar dari ancaman dan menempatkan diri dibawah perlindungan patron. Orang bisa menghindari ancaman dengan menarik diri menjadi pertapa atau orang suci, ini disebut mekanisme ascetism.

11). Pengingkaran (Negation)

Implus-implus yang direpres diekspresikan dalam bentuk negatif, semacam denial terhadap implus/drive, implus-id yang menimbulkan ancaman oleh ego diingkari dengan memikirkan hal itu tidak ada.

12). Penahanan diri (Ego Restriction)

Menolak usaha berprestasi, dengan menganggap situasi yang melibatkan usaha itu tidak ada, karena cemas kalau-kalau hasilnya buruk/negatif. Mempertahankan self-esteem (yang terancam dari gambaran diri berprestasi negatif), dengan menolak aktivitas yang dapat dibandingkan hasilnya dengan hasil orang lain, memilih kedudukan sebagai pengamat/penilai.

Komentar

  1. The Top 10 Casinos in Connecticut | CasinoDice.com
    If you're looking for 경기도 출장샵 a high-end casino, you've come to the right place. We have the 동해 출장안마 top 10 전라남도 출장마사지 casinos in Connecticut, you 논산 출장마사지 can trust 세종특별자치 출장샵 the one with the

    BalasHapus

Posting Komentar